Pertama yang harus diperhatikan dalam cara bertenak burung perkutut adalah pemilihan bibit Indukan atau bibit yang ideal haruslah berumur minimal 4 bulan agar lebih mudah dijodohkan. Sebaiknya umur betina lebih tua dari umur pejantan. Ciri-ciri indukan atau bibit yang baik adalah memiliki suara yang bagus baik itu suara depan, tengah, maupun ujungnya. Selain itu, bibit yang bagus juga harus memiliki irama suara yang ketukannya agak renggang, memiliki silsilah yang bagus, dan memiliki bentuk tubuh yang bagus.
Kedua adalah proses penjodohan. Layaknya cara beternak jenis burung lainnya, anda juga perlu melakukan proses penjodohan pada perkutut yang anda budidayakan. Masukkan perkutut yang akan dijodohkan ke dalam kandang ternak. Waktu yang tepat untuk memasukkan perkutut ke kandang ternak adalah pada saat sore hari. Sebelum dimasukkan ke dalam kandang ternak, kedua perkutut yang akan dijodohkan terlebih dahulu diberikan kacang hijau lunak, minyak ikan, vitamin E, dan badannya dibasahi sedikit.
Ketiga adalah pemeliharaan, untuk pakan sepasang burung perkutut kira-kira Rp 15 000 perbulan. Sedangkan untuk membeli sepasang indukan butuh modal sekitar Rp 150.000 (untuk perkutut jenis biasa) sedangkan untuk perkutut yang berwarna putih lebih mahal. Untuk pertama kali sebaiknya kita membeli indukan biasa karena bisanya lebih cepat bertelor.
Sedangkan untuk pembuatan kandang berukuran 90x70x180 cm3 atau 120x60x180 cm3 yang terbuat dari besi dan ram-raman kawat, kurang lebih menelan biaya Rp 800 ribu sampai dengan 1 juta.
Kandang tersebut cukup diisi 1,2 atau 3 pasang. Dalam sebulan sepasang perkutut mampu menghasilkan 2 – 8 anakan dengan harga Rp.150 ribu/pasang. Walaupun harganya tidak semahal burung kicau lainnya, ternak jenis burung ini dalam jumlah banyak akan menambah penghasilan kita. Meningkatkan produktifitas perkutut juga bisa di siasati dengan menitipkan anakan atau telur ke burung puter. Jika indukan di beri makan yang cukup dan vitamin yang sesuai maka cara ini mampu membuat indukan perkutut berkembang biak tiga kali dalam.
Ternak perkutut tidak sulit seperti burung lain
Untuk memulai ternak perkutut sebenarnya tidak sulit bahkan sangat mudah. Apalagi perkutut termasuk burung yang cepat beradaptasi, perkutut dapat di taruh dalam sangkar ukuran kecil misalnya (45x45x65 cm3) maupun besar. Disamping itu, perkutut tidak gampang stress, jarang terkena penyakit, pakan melimpah dan murah, yang perlu diperhatikan adalah pemeliharaan, kebersihan lingkungan, sangkar, minuman dan makan serta mendapat panas matahari yang cukup.
Agar mendapatkan anakan perkutut yang berkualitas, maka perlu mempelajari secara khusus cara mengawinkannya. Semakin berkualitas hasilnya semakin mahal pula harganya. Harga perkutut sangat beragam, secara umum ada lima faktor yang mebedakan harga perkutut :
- Segmen pasar yang menekankan pada sisi peternaknya. Bagi masyarakat peternak perkutut yang di pentingkan adalah kemampuan memproduksi anakannya secara optimal dengan suara dan irama anggungan yang baik dengan demikian harganya pun juga tinggi.
- Segmen pasar yang menekankan perkutut untuk kepentingan lomba, konkurs atau sejenisnya.Segmen ini tentu membutuhkan perkutut yang berkualitas baik, sesuai aturan main yang ditetapkan P3SI. Tak heran bila perkutut yang didambakannya seharga ratusan juta rupiah.
- Yang mungkin dijangkau masyarakat penggemar perkutut. Segmen ini lebih menekankan unsur gengsi. Jadi, yang lebih menjadikan pertimbangan utama adalah irama yang disukai pemiliknya. Pada segmen ini perkutut akan bernilai jutaan sampai puluhan juta.
- Banyak orang yang memiliki perkutut dengan pertimbangan unik dan exotis. Mereka yang termasuk dalam kelompok ini akan mampu menghargai perkutut sampai jutaan rupiah.
- Orientasinya pada katuranggan. Pemilik meyakini bahwa perkutut dapat membuat pemiliknya memperoleh kebahagiaan, ketentraman hidup dan rezeki melimpah atau tanda-tanda baik lainnya. Masyarakat yang mengetahui bahwa katurangga perkutut yang akan dipelihara bakal mendatangkan kebaikan tentu akan membelinya dengan haraga berapapun.
0 komentar:
Post a Comment